Minggu, 12 Juli 2020

UMKM Indonesia di Masa Pandemi Corona

Nama : Etika Dewi Aswani
NPM : 0119074991
Kelas : Manajemen 2 E
Mata Kuliah: Bahasa Indonesia
Dosen : Hanindya Restu Aulia, M. Pd.
Tema : UMKM Indonesia di Masa Pandemi Corona


Upaya Mengatasi UMKM Indonesia di Masa Pandemi

          Virus corona pertama kali muncul pada awal tahun 2020. Virus ini pertama kali terdeteksi muncul di Kota Wuhan, Cina. Virus corona dalam istilah kedokteran disebut covid-19. Virus corona mulai menjadi perhatian masyarakat di dunia. Diduga virus ini menyebar dari hewan ke manusia, dan kemudian manusia ke manusia. Virus ini sudah menyebar ke seluruh dunia, bahkan sudah banyak memakan korban jiwa. Virus ini sudah sampai di berbagai negara, mulai dari Cina, Italy, India, hingga negara Indonesia pun telah resmi terdeteksi virus corona. Dari data urutan genom virus dan analisis pola penerbangan, penularan corona di Indonesia besar kemungkinan berasal dari kasus impor. Seperti yang kita ketahui, pasien 01 tertular saat berada di acara dansa di Klub Amigos, Jakarta Selatan pada 14 Februari 2020 dari seorang warga negara Jepang yang tinggal di Malaysia. Di Indonesia, mulanya hanya 1 atau 2 orang saja yang positif terjangkit virus corona, namun lama-kelamaan rantai persebaran virus corona semakin banyak. Akibatnya, pemerintah menetapkan sistem lockdown secara sementara di kota-kota tertentu. Dengan adanya sistem lockdown, sekolah, mall, atau tempat-tempat keramaian lainnya ditutup secara sementara, guna untuk mengurangi rantai persebaran virus corona. Hal ini mengakibatkan turunnya perekonomian Indonesia.Selain itu menjadikan angka pengangguran di Indonesia meningkat drastis karena adanya virus corona ini. Mulai dari pengurangan karyawan yang ada di perusahaan maupun pabrik, hingga rentan nya sektor Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) karena terkena hantaman pandemi virus corona.

          Tak dapat dipungkiri, di tengah pandemi virus corona ternyata semua sektor usaha terdampak. Termasuk di dalamnya sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Saat Indonesia mengalami krisis moneter 1998,UMKM menjadi penyangga ekonomi nasional. Menyerap tenaga kerja, dan menggerakan perekonomian. Sementara 2008 di masa krisis keuangan global, UMKM tetap kuat menopang perekonomian. Namun saat ini sektor UMKM tak bisa menahan krisis yang disebabkan oleh covid-19. Sektor ini begitu kelimpungan menghadapi bisnisnya yang terhambat bahkan mungkin tidak bakal selamat. Berdasarkan hasil survei, sebanyak 96% pelaku UMKM mengaku sudah mengalamai dampak negatif covid-19 terhadap proses bisnisnya. Sebanyak 75% di antaranya mengalami dampak penurunan penjualan yang signifikan. Tak hanya itu, pelaku UMKM meyakini kemungkinan besar bisnis yang dijalankan hanya akan bertahan satu bulan hingga tiga bulan ke depan. Sebanyak 67% pelaku UMKM mengalami ketidakpastian dalam memperoleh akses dana darurat, dan 75% merasa tidak mengerti bagaimana kebijakan dimasa krisis. Sementara, hanya 13% pelaku UMKM yakin, mereka memiliki rencana penangganan krisis dan menemukan solusi untuk mempertahankan nilai bisnis. Salah satu contohnya adalah pedagang kaki lima, mereka mengaku pendapatannya turun 50%. Biasanya, untuk setiap hari nya itu  mereka mendapatkan sekitar 300 ribuan, tetapi sekarang pendapatan yang dihasilkan kurang lebih hanya 100 ribuan. Lain cerita dengan pelaku usaha kecil bidang konveksi di Bandung, Jawa Barat. Saat ini usahanya terpukul karena pelanggan mulai mengurangi pemesanan. Sekitar 50-60% pendapatannya berkurang, selain itu usahanya juga memerlukan bahan baku impor. Sedangkan saat ini, nilai rupiah terhadap dolar AS terus melemah. Mereka semua berharap pemerintah segera mengambil tindakan cepat untuk pengendalian kasus covid-19.Sebab, menahan laju penyebaran covid-19 akan berpengaruh terhadap perekonomian. Jika kondisi ekonomi tidak berubah, maka usahanya dapat dipastikan akan gulung tikar.

          Salah satu cara pemerintah menyelamatkan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari dampak pandemi covid-19 yaitu dengan mengucurkan subsidi bunga dan penundaan pembayaran cicilan pokok UMKM. Hal ini juga menjadi bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Seluruh UMKM berhak mendapatkan subsidi bunga. Baik penundan pembayaran cicilan pokok, insentif pajak berupa pajak ditanggung pemerintah sehingga tidak membayar pajak penghasilan. Selain itu, 13% dari pelaku UMKM yang merasa yakin akan menemukan solusi dari adanya krisis covid-19 ini, mereka memiliki rencana penangganan untuk memperpanjang usia usahanya dengan melakukan beberapa strategi. Diantara nya seperti melakukan analisis SWOT, dengan analisis SWOT para pelaku UMKM bisa menginventarisir mana yang jadi kekurangan atau kelemahan usaha, dan hal apa yang justru jadi kekuatan dan sumber peluang.Inovasi produk berdasarkan kebutuhan, salah satu contohnya banyak brand fashion yang banting setir untuk menciptakan produk-produk yang diinginkan masyarakat. Permintaan masker yang meningkat selama pandemi menjadi salah satu strategi untuk bertahan ditengah pandemi sesuai dengan apa kebutuhan masyarakat. Inovasi promosi nyatanya juga penting dilakukan dalam berbisnis. Inovasi pun tak hanya sebatas produk tetapi juga yang berkaitan dengan promosi dan pemasaran. Disinilah peran besar teknologi bagi UMKM. Dengan memanfaatkan teknologi digital, produk UMKM bisa dipasarkan melalui media sosial. Membuat jurnal online, dengan memilih untuk beradaptasi dan bertransformasi dari operasional bisnis offline ke online  adalah pilihan yang tepat. Dengan membuat jurnal online, semua penagihan dan pembayaran dapat dilakukan dengan mudah, tanpa harus bertatap muka. Dokumen penagihan atau pembayaran dari pelanggan, bisa dicek langsung lewat banyak jaringan, seperti email atau WhatsApp. Dengan menggunakan jurnal online, maka cashflow pun tetap terjaga. Selain itu, untuk melakukan cek persediaan barang secara berkala pun bisa dilakukan melalui jurnal online. Dengan memanfaatkan jurnal online, para pelaku usaha dapat dengan mudah mengecek ketersediaan barang tanpa harus membuang banyak waktu untuk dihitung secara manual. Melakukan perencanan terhadap anggaran, kunci keberhasilan menjalankan strategi bisnis adalah menyusun anggaran dan biaya kebutuhan usaha dengan tepat guna serta memangkas biaya yang kurang penting. Dan tidak lupa untuk tetap memperhatikan standar kualitas produk dan memaksimalkan layanan pengiriman hari yang sama, mengingat banyak toko yang tidak bisa beroperasi manfaatkan momen dengan membuat paket ekonomis agar produk bisa bertahan. Mempertahankan kualitas produk salah satunya adalah memastikan produk dikirim dalam keadaan baik ke tangan konsumen. Selain itu, harus dibarengi dengan adaanya layanan logistik, UMKM dapat memanfaatkan layanan pengiriman dalam hari yang sama agar produk bisa diterima secara cepat oleh konsumen.

          Dengan melakukan upaya demikian, maka sektor usaha UMKM akan bertahan pada masa pandemi corona saat ini. Strategi pengelolaan bisnis ini bertujuan untuk mendorong pelaku usaha untuk bertahan ditengah tantangan perekonomian di masa pandemi. Melalui edukasi pengelolaan keuangan yang diberikan, bisa membantu pelaku usaha untuk mengambil keputusan bisnis yang strategis serta penuh kehati-hatian untuk mengupayakan manajemen keuangan usaha tetap sehat. Namun sayangnya tantangan dari setiap UMKM untuk solusi ini banyak yang tidak mengerti bagaimana mendigitalisasikan usaha mereka. Mereka tidak melek akan teknologi sehingga sulit untuk memulai. Belum lagi masalah pemasaran digital yang perlu dikuasai juga oleh UMKM. Peran ini dapat diambil oleh asosiasi UMKM dan koperasi yang menaungi UMKM untuk membantu dan membimbing para pengusaha dalam mendigitalisasikan usahanya. Dengan menyesuaikan metode penjualan, UMKM dapat menjual produknya ke pasar yang lebih luas tanpa harus menyewa toko, outlet dan lain sebagainya. Dengan bangkit dan berjaya nya UMKM, perekonomian negara juga akan terangkat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar